Cerita Sex HOT : Skandal Mertua dan Iparku
CeritaSexHOT Kali ini membagikan Cerita Sex Skandal Mertua dan Iparku yang merupakan Cerita Sex+17, cerita dewasa, cerita sex, cerita hot, cerita sex dewasa, kisah sex, dan pengalaman ini merupakan sensasi sex yang tidak akan pernah di lupakan. Untuk itu di simak CeritaSexHOT Skandal Mertua dan Iparku ini :
Umurku 25 thn, seorang pekerja swasta sudah beristri dan memiliki 2 anak. Istriku anak pertama dan mempunyai seorang adik beda usia 2 thn. Karena mertua yg tak meilikki anak laki-laki menyebabkan aq sangat diperhatikan. Terutama Ibu mertuaku yg berusia 42 thn, tinggi, kulit putih bersih, wjaah oval dan masih terlihat cantik. Maklum hanya memiliki 2 anak dan sehari-hari tak bekerja di luar rumah. Seminggu 3 kali ikut senam hingga tubuhnya padat berisi.
Dirumah, istri, mertua dan adik iparku terbiasa mengenakan celana pendek dan merupakan hal biasa bagiku melihat mulusnya paha mereka, terutama ibu mertua dan adik iparku. Merekapun sudah terbiasa duduk sembarangan hingga aq sering melihat sampai ke paha bagian dalamnya yg super mulus itu, Wuiiihhhh, benar-benar menggiurkan. Kalau tongkatku gelisah, maka ada istri pelampiasannya.
Sebenarnya aq sudah memiliki rumah sendiri pemberian dari orang tuaku, namun sejak menikah sampai usia anak pertama 4 thn kami tetap tinggal dengan mertua. Kami tdk diperbolehkan pindah, apalagi semenjak kelahiran anak pertamaku yg laki-laki. Mertua semakin menahan kami untuk tetap tinggal dengan mereka.
Sejak kelahiran anak pertamaku itu pula ibu mertuaku semakin sering ke kamarku untuk menengok cucu, bahkan sering pula sampai tertidur menemani cucunya. Seiring itu pula aq semakin sering menikmati keindahan tubuh dan kemulusan paha ibu mertuaku. Bahkan sering, dalam tidur sampai bagian CD nya terpampang jelas di antara daster yg dikenakannya.
Sebagai pekerja swasta, aq sering sekali di tugaskan ke luar kota atau pulang malam. Terkadang waktu pulang kerja antara jam 11-12 malam aq mendapati Ibu mertua, adik iparku dan istriku tidur di kamarku. Mereka begitu sayang sama anakku. Tdk ada waktu tersisa untuk tdk bersama cucunya bahkan beberapa kali, jika mereka kudapati sedang tidur di kamarku, aq akhirnya harus pindah tidur ke kursi sofa di depan tv.
Demikian seterusnya, kehidupan rumah tangga kami berjalan harmonis, kasih sayang dan perhatian kedua mertua kepada kami tetap hangat, apalagi semenjak kehadiran anak pertamaku, rasa bahagia mertua semakin bertambah.
Sampai usia anakku 3 thn dan anak kedua yg juga laki-laki lahir, aq dipindah tugaskan ke provinsi lain untuk memimpin kantor cabang di sana. Dengan berat hati, istri dan mertuaku menerima perpindahan ini. Aq pun akhirnya hanya dapat pulang sekali sebulan. Kantorku hanya menanggung tiket pesawat pp sekali dalam sebulan, jika pulang setiap akhir minggu ditanggung sendiri.
Singkat cerita, 1 tahun sudah aq bekerja di provinsi A. Suatu siang, istriku menelponku untuk menceritakan bahwa adik iparku, Ana (samaran), diketahui positif hamil di luar nikah. Usia kandungannya sudah 2 bulan. Aq pilang dan malamnya kami berembuk untuk mencari solusi kehamilan adik ipar tersebut. Menikahkan dengan laki-laki yg menghamilinya? Mertua tak setuju, apalagi lelaki itu seorang pengangguran dan dari awal mertua sebenarnya tdk setuju adik opar berpacaran dengan lelaki tersebut.
Akhirnya disepakati, adik iparku diungsikan kerumahku di provinsi A dan mertua ikut menjaga. Dengan pikiran yg masih bersih, aq dan istriku menerima. Apalagi rumah yg aq tempati cukup besar. Selama ini rumah yg di kontrak kantor tersebut hanya aq yg tinggal. Pembantu datang pagi, pulang sore. Hari itu pembantu tdk masuk kerja, karena anaknya demam. 2 kamar masih kosong.
Hari ini, aq bersama adik ipar dan mertuaku berangkat ke provinsi A. Dua jam perjalanan dengan pesawat terbang, kami sampai. Di bandara tersbut supir telah menunggu untuk menjemput. Setengah jam kami tiba dirumah dan malam harinya aq pun melapor ke pak rw mengenai kedatangan adik iparku dan mertua. Kepada pak rw aq tak mengatakan dia adik iparku. Aq katakan, dia itu istriku dan sedag hamil muda.
3 hari berjalan normal dan pada suatu siang, aq pulang jam 1 siang. Badanku terasa meriang. Semalam aq lembur mengerjakan laporan ke kantor pusat. Cuaca panas siang itu dan tubuhku yg kedinginan, setibanya di rumah, membuatku segera masuk kekamarku. Kamar sebelah, tempat adik ipar dan mertuaku lihat tertutup.
Owhh, di ranjang, Ibu mertua dengan daster tersingkap sampai ke pangkal paha hingga terlihat celana dalamnya sedang tertidur nyenyak. Ac yg sejuk membuat ibu mertuaku begitu nyenyak sehingga tak mengetahui kedatanganku. Aq pun maklum, di kamar yg ditempati AC sudah tiga hari rusak. Tehnisi baru besok datang untuk memperbaiki.
Melihat nyenyaknya mertuaku, aq tak ingin mengganggunya. Aq pun akhirnya memilih tidur di atas karpet di lantai. Hingga, dalam tidur, Ibu mertuaku membagunkan dan menanyakan kapan datang dan kenapa tak membangunkannya. Saat itu pula Ibu mertua sadar, setelah memegang tanganku yg hangat, menanyakan apakah aq sakit.
“Ya Bu, meriang, makanya aq pulang lebih awal”
“Ibu pijit ya biar enak?”
“Boleh, Bu” jawabku.
Apalagi selama ini pun Ibu mertua sering memijitku. Jika pulang tugas dari luar kota aq sering masuk angin dan biasanya ibu mertuakulah yg memijit tubuhku.
Seperti kebiasaan mijit di rumah sebelumnya, kali ini pun ibu mertua menyiapkan minyak dan bawang merah. Keduanya merupakan obat pijit yg aq suka.
“Jadi dipijit nggak? kok pakaianya belum di lepas?” kata ibu mertua dengan suara pelan.
“Iy, Bu, jadi”
“Tapi kok belum di lepas pakaiannya, apa ibu yg nglepasin”
“Boleh,bU”
“Ya sudah.. lepas sabukumu” klekk.. dan ibu mertua menarik celanaku. Selembar sarung kemudian ditutupkan ke bagian kemaluanku yg masih terbalut celana dalam. Selanjutnya, dengan malas-malassan aq membuka baju.
Dimulailah dengan menggosok-gosokkkan minyak ke dua kaki, mulai telapak kaki sampai ke paha. Pijitan dimulai dari kaki, betis dan paha. Dengan posisi tubuh masih tengkurap, tangan ibu mertuaku yg halus dan lembut menjalar untuk memijit hingga ke bagian paha. inilah rasa geli bercampur nikmat mulai terasa. Sesekali tangan ibu mertua aq rasakan menyentuh ke bawah buah zakar. Nikmaattt, dalam hati. Kenikmatan itu terhenti tatkala ibu ertua memijit bagian punggung dan kepala belakang. Selesai.
Ibu mertua menyuruhku membalikkan tubuhku hingga terlentang.Dimulai dari kaki, naik ke paha, dada, kepala dan terakhir perut. mmhh, di bagian perut inilah sentuhan tangan ibu mertua membawa kenikmatan lain. Sesekali telapak tangan halusnya menyentuh area berbulu itu. Aq diam saja. Semoga semakin ke bawah, kataku dalam hati.
Benar saja. Telapak tangan ibu mertua memulai pijitannya semakin dari bawah. Sampai akhirnya kemaluanku mulai bergerak-gerak mengeras, memenuhi bagian celana dalamku dan setengah kepala penisku mulai menyembul keluar dari celana dalamku.
“Eh eh eehhh, ininnya kok malah bangun”
“Apanya, Bu?”
“Ini, nih, dedeknya bergerak-gerak” pancing ibu mertua sambil mengelus kepala penisku yg menyembul”
“Ahh, Ibu, itu tandanya dedeknya masih normal, Bu”
“Hmmm, besar juga dedeknya ya” kata ibu mertua samabil memegang penisku dari balik celana dalam.
“Masih besaran punanya kuda kali, Bu” jawabku.
Ibu mertuaku hanya senyum, namun tanganya masih mengelus-elus penisku.
Lha, kok malah dibangunin, Bu?”
“Nanti kalau dedeknya pengen, gimana? apa aq harus pulang ke… (menyebut nama kota tempat istriku tinggal)
“Tanpa menjawab, Ibu mertua, langsung membuka celana dalam dan mengelus-mengelus penisku.
“Sayang.. nggak usah juga… Ibu kan ada sayang… ayo sayang beri ibu kepuasan. Ibu sudah hampir 4 thn nggak disentuh Bapak mertuamu. Dedeknya sudah ngga kuat lagi, dah letoy. Vagina ibu dah lama gatal nih, pengen disodok-sodok dedekmu ini” rayu ibu mertua, sembari terus mengelus penisku.”
“Nggak usah khawatir, sayang, Si Ana (adik iparku) lagi keluar, tadi dijemput sama teman sekolahnya dulu. nggak apa-apa sayang. Sudah lama sekali Ibu menginginkan ini. Ibu pernah kok ngintip kalian lagi bercinta di kamar. Ibu masih normal, sayang” rayu Ibu mertua.
Tanpa banyak kata, langsung kutarik tangan ibu mertuaku dan melumat bibirnya. tanganku langsung bergerilya ke toketnya. ‘Wuihhh, kedua puting susu itu sudah mengeras’. Kusibak dasternya, dan seketika ibu mertuaku melepas BH nya. Kupilin-pilin kedua puting susunya membuat erangan ibu mertuaku semakin merangsang.
“Sayang…. terusss… ayo sayang teruss.. hisap toket Ibu…. ooohhhh….. oohhhhh. Ayo sayangggg, bikin Ibu puasss….” erangnya, membuat nafsuku semakin menggelora.
Tanganku pun menjalar ke bagian kemaluan mertua. Dari balik celana dalamnya jari tengahku dengan pelan menekan ujung klit nya, membuat tubuh Ibu mertuaku bergetar kuat.
“Sayanggg,, terussshhh… nikmaatttt… aaahhhhh” erang ibu mertuaku.
Puas menghisap puting susunya dan menekan-nekan klit nya, jurus lidah maut kumainkan di area kemaluan ibu mertuaku, Jilatan, hisapan.. sampai akhirnya Ibu mertuaku meracau tak beraturan,
“Sayangggg… gigitttt sayaanngg… oogghhhhh… ohhh… ooohhhhhh, nikmat sekali sayanggg, Ibu sudah lama tdk merasakan seperti ini…”
Hampir 15 menit memainkan kemaluan ibu mertuaku sampai akhirnya,
“Sayangg.. terusshhh… terusss sayanggg… hisap sayanggg.. Ibu sudah mau keluar nih.. ayo sayanggg” dan tak lama kemudian kemaluan Ibu mertuaku menyemburkan cairan knikmatan.
“Makasih sayang, Ibu puas sekali sayang…” ujar ibu mertuaku sambil mencium bibir dan memelukku.
“Tapi belum, Bu. Masih ada kepuasan yg akan Ibu nikmati”
Aq pun bangkit dan dan kuhujamkan penisku ke lubang kemaluan Ibu mertuaku. Pelan tapi pasti penisku terus menyodok-nyodok lubang kemaluannya.
“Emmsshhh, duuhhh sayanggg, nikmat sekali sayang… Ibu sudah lama nggak diginiin sayang… aaaghhhhh sayanngggggg” jerit ibu mertuaku tatkala huajaman penisku di lubang kemaluannya semakin mendalam.
“Benar-benar nikmat sayangggg.. penismu nikmat sekali sayanggg,, Ibu belum pernah merasakan penis sebesar ini sayanggg, aagggghhhh sayangggg,, Ibu mau keluar lagi nihh.. ayo ayg sodok lebih kencang..”
Tak lama aq merasakan semburan kedua Ibu mertu. Aq terus menyodok-nyodoknya. Jeritan-jeritan kenikmatan terus keluar dari bibir Ibu mertua. Sepuluh menit kemudian, unutk yg ketiga kalinya Ibu mertua menjerit lagi,
“Aaaaghhhh sayangggg… Ibu mau keluar lagiiihhhh. Crett.. crett.. crettt.. crettt, pertahananku pun bobol.
“Ibu benar-benar puas sayang, kamu sungguh hebat” puji Ibu mertuaku. “Malam nanti masih kuat, nggak? Ibu mau disodok lagi… atau Ibu tinggal di sini aja ya sayang agar setiap waktu kamu puasin…” goda Ibu mertuaku.
“Siapp, Ibuku tersayang”
Malam itu setelah Ana adik iparku tidur Ibu mertuaku menyerbu pertahananku lagi. Secara diam-diam ibu mertuaku masuk kekamarku. Bukan 3 x, Ibu mertua sampai nyembur 5 x.
“Kalau gini nih, jadi deh Ibu lama tinggal di sini” ujar Ibu mertuaku pagi itu, sebelum beranjak dari kamarku
4 hari 4 malam puncak kenikmatan itu kami reguk bersama. Sampai akhirnya, Ibu mertua menyampaikan hari itu juga dia harus pulang ke kota M, karena bapak mertua sakit dan di rawat di RS. katanya bapak mertua kena DBD. Aq pun dan Ana adik iparku mengantarkannya ke bandara.
Tak lama keluar dari bandara, ada sms masuk. Ibu mertua,
“Sayang, doakan Bapak cepat sembuh ya, kalau sudah sembuh Ibu akan cepat datang, muaachhhh sayang”
Ibu mertua sudah kami antar dan sekarang hanya aq dan Ana, adik ipar serumah. Semua normal, sampai menjelang tidur, Si Ana mengetuk pintu kamarku.
“Mas, boleh nggak tidur di sini? Ana takut tidur sendirian..” pinta Ana melas.
“Takut ya, terus kita seranjang gitu? bahaya kaliiiii” jawabku ringan.
Aq sih udah paham sekali sama kebiasan adik iparkku ini. Kalau tidur nggak berani sendiri dan lampu harus dinyalain.
“Nggak juga kaliiii, kalau dua-duanya tidur kan nggak papa juga” jawabnya sambil merebahkan tubuhnya ke ranjang. “Lagian kamarnya panas banget, kalau disini kan sejuk.
“Ok adikku sayang… silahkan tidur….” jawabku sambil terus memeriksa berkas laporan.
Malam itu, kami pun tertidur.
Kami berdua tidur di batasi guling. Baru sesaat, Ana bangun. Katanya kebelet pipis. Ana membangunkanku. Minta diantar ke kamar mandi belakang. Katanya takut kebelakang sendirian. Kasusnya, kamar mandi di dalam kamarku sejak sore airnya mampet.
“Sekalian di cebokin nggak?” tanyaku.
“Heehhh” sergahnya sambil menarik tanganku untuk segera menemaninya ke kamar mandi
Sampainya di kamar mandi Ana langsung kencing, tanpa menutup pintu kamar mandi sehingga bagian pantanya keliatan, putih bersih. Suara kencingnya juga mengalir deras. Hmm menggoda juga.
“Nggak jadi diceboki, Dek?”
“Mau nyebokin atau mau yg lain?” balasnya sambil berdir dan menarik celana dalamnya di balik daster pendeknya.
“Sudah ahh, ngantuk banget nih, mau tidur lagi” Seketika Ana berlalu meninggalkanku. Aq menyusulnya dan mendapati sudah terbaring di kamar dengan daster tersingkap yg menampakkan bagian paha dalam yg mulus, layaknya paha Ibu mertua.
“Udah ngantuk ya dek? mau dikeloni nggak nih…?” sambil melingkarkan tangan dan mencium keningnya.
“Iihh genit banget ahh.. ni adik ipar lho, bukan istri Mas”
“Tapi kemarin waktu laporan ke pak RW, istri lho dilaporinnya, hayoooo gimana tuhh….”
“Iya deh.. istri.. tapi kan bukan istri yg sah, Istri yg sah itu mbak… (menyebut nama istriku), masak adeknya juga mau digarap… terus kemarin malam, Ibu masuk kekamar ini ngapain? di kirain Ana nggak tau Ibu jam 12 malam itu masuk ke kamar sini…?
Serrr, darahku berdesir, ternyata Ana tau sudah 4 malam Ibu mertua masuk kekamarku.
“Ya… mas kan agak demam gitu.. jadi Ibu datang mijitn badan Mas, adek sayang”
“Mijitin atau njilatin…?”
“Maksudnya njilati itu apa. Adekku sayang?”
“Nggak tau ahh njilati apa, kalau mijitin masak sampai pagi, emang ada mijit semalaman ya, atau mijitnya gantian?
“Benar, adekku sayang. Ibu emang mijit badan Mas”
“Udah ahh, males, ngantuk nih. Udah deh, Mas, sekarang gantian nih, Mas yg mijitin badan Ana sekarang”
“Lha.. kok malah Mas yg disuruh mijitin, sayang?”
“Mau nggak nih…?” tanya Ana sambil menyingkapkan daster pendeknya keatas.
Jantungku berdegup kencang, karena ternyata Ana masih dengan kebiasdaanya, jarang pakai BH, sehingga toketnya nampak menantang. Toket yg keliatan mulai agak membesar, seiring usia kehamilannya yg 3 bula. Dari dulu memang aq sudah sering melihat toketnya, maklum dirumahpun Ana seringa tak memakai BH. Tapi baru kali ini aq dapat melihatnya dengan jelas dan begitu dekat. Woowwww.
“Iya mau, adek sayang. Tapi mijitnya mulai dari mana nih, mulai dari atas atau bawah dulu. Soalnya Mas grogi melihat adek Mas yg cantik ini sudah lepas baju”
“Terserah Mas aja lah, yg penting mijitnya nggak sakit” jawabnya sambil memelukku dan seketika bibirnya kulumat. Ana membalasnya, ujung lidahnya menyentuh lidahku. Saling menghisap, melumat, membelai dan selanjutnya turun ke toket. Kumainkan toketnya dengan lidahku
Desahan-desahannya semakin menaikkan birahi. Rintihan-rintihan halus dan pelukkan mesranya menambah semangatku untuk terus memainkan kedua puting susunya. Sementara kedua kakinya terus bergerak dan sesekali mengejang.
“Maassshhh, masukin lubang Ana,, udah nggak kuat nih, massshhh” pintanya.
“Nggak kuat apa, sayangggg. Nggak mau lagi maksudnya… kalau emang sudah nggak kuat kita hentikan aja ya, Dek”
“Massshhh, nggak kuat dimasukki ini, sayang” rayunya manja sambil menggenggam penisku yg sejak tadi menyentuh kemaluan adik iparku dari balik celana dalamnya.
Ana seketika melepas celana dalamnya dan menggesek-gesekkan kemaluannya yg tanpa bulu itu ke penisku. Gesekkannya sungguh terasa nikmat karena ternyata kemaluannya hanya dihiasi bulu-bulu halus yg baru tumbuh. Perkiraanku 3-4 hari lalu bulu kemaluannya dicukur. Itu sungguh mendatangkan kenikmatan yg sangat luar biasa. Apalagi goyangan dan gesekkannya yg berirama, membuat percumbuan itu teramat romantis dan nikmat.
Aq pun jadi paham, istriku, yg tak lain kakak kandung Ana, yg saat ini sedang aq cumbui, begitu dahsyat setiap kali kami bersetubuh. Ibu mertua yg selama 4 hari lalu aq beri kenikmatan kualitas bercumbunya juga luar biasa. Goyangannya begitu berirama dan membuat penisku berdenyut-denyut. Untung aq dapat menahan pejuhku. Kalau tdk, dalam 2-3 menit sudah pasti nyembur oleh hentakkan dan irama goyangan Ibu mertuaku.
Danini, Ana, sudah memperlihatkan irama dahsyat ketika menggesek-gesekkan penisku. So pasti, aq tak akan menyerah. Aq bangkit dan menyerbu kemaluannya dengan lidahku yg lihay memainkan bagian-bagian paling merangsang ke kemaluannya.
Kemaluannya yg tembem dan basah itu ku hisap. Ujung klit yg menyembul itu kukelilingi dengan ujung lidah dan sesekali dengan hisapan lembut, membuat Ana mengejang keenakkan.
“Maaaaasssshhh… ampuunnn maassshh. ampuuuunnnnn, ayo masukin penis, Mas…nggak kuat nih Masss… dah mau smapai nihhh, Masss” aq tak memperdulikan rintihannya, aq tetap memainkan klitnya. Sementara satu tanganku bergerilya di toketnya.
Tal lama kemudian, cairan dari kemaluannya nyembur, crett.. crett.. crett.. semburannya sampai membasahi wajahku. Aq tak peduli, aq terus menghisap pada klit nya. Jari tanganku pun kemudian menggelitiki bibir kemaluannya yg tanpa bulu. Sesekali jari tengahku menusuk lubang kemaluannya yg membuat Ana kejang-kejang tak beraturan. Tanganya terus mencengkram sprei hingga akhirnya untuk kedua kalinya kemaluannya menyembur lagi. Kali ini air kencing yg banyak dan seketika Ana lemas.
“Mas.. ampunn… nggak kuat nikmatnya, Masss” ujarnya dengan suara serak sambil memeluk.
“Yakin udahan dek..?
“Hmm nggak yakin sih, Mas, tapi istirhat bentar ya, Mas. Msih mau lagi kok. Semalam penuh juga mau kok kalau nikmatnya kayak tadi”
“Oke, adekku sayang, tapi nggak lama, kam?” aq pun ke kamar andi untuk kencing sekalian minum. Tapi penisku masih tetap tegang mengeras. Eh, sayang, jadi dulu waktu pacaran nggak senikmat yg tadi, ya”
“Udah, ahh, nggak usah di ingat-ingat lagi, dasar laki-laki bangsat si Iwan itu, maunya enak aja, giliran dah bunting gini nggak tanggung jawab” imbuhnya kesal pada si Iwan pacarnya yg mengahmilinya. “Tapi ini jujur, Mas. Mas kasih kenikmatan yg sungguh luar biasa. Pantes mbak pengen Mas pulangnya cepat-cepat”
“Jadi, adek mau cepat-cepat juga nih…”
“Cepat pananya, Sih?”
“Cepat-cepat dikasih kenikmatanlah…”
“Nggak ahh, maunya nikmat yg lama, nggak mau yg cepat-cepat…” Ujarnya manja dan seketika bibirnya kulumat lagi. Kemaluanya kuelus-elus. Tanpa aba-aba, Ana naik lagi dan memasukkan penisku ke lubang kemaluannya yg sudah basah dan licin.
“Ayoo, sayang… aaagghhhhh sayanggg, nikmaatttttt… oooogggghhhh…” rintihnya dengan goyang binal. Goyangan yg membuat penisku semakin mengeras.
“Ooggghhhh, lagiihhh sayangggg” pintanya ketika dari bawah aq mengimbangi goyang binalnya.
Kali ini goyangan Ana maju mundur dan kiri kanan, dan lubang memeknya yg basah menghasilkan suara becek.
“Gantian mas yg diatas ya sayang”
“Iya mas, ayo sodok memek Ana sekuat-kuatnya, mas..” Ana segera mengangkang lebar. Lubang memeknya yg becek dan licin siap dihujam, namun aq tak terburu-buru. Bibirnya kembali kulumat, toketnya kumainkan dan ini menghasilkan desahan Ana semakin merangsang penisku.
Sepuluh menit kami bergumul dengan bibir, toket dan seluruh bagian leher dan telinganya. Ana sampai meronta tatkala sekitar telinganya kujilati.
“Masss, nggak kuat di situ mashh… geli, masss…”
“Geli apa nikmat?”
“Ya dua-duanyalah..”
Ana pun menggenggam penisku yg sejak tadi tegang mengeras. Dikulum dan hisapnya. Jari-jarinya menulusuri biji pelerku. Nikmat luar biasa hisapan adek iparku ini. Clopp.. clopp.. clopp… kepala penisku dikulumnya dan sesekali ditelannya, itu mendatangkan kekejangan nikmat bagiku. Puas menghisap penisku, Ana menjilati biji pelerku. Seerrrrr, darahku berdesir dan ujung jarinya memainkan kedua putingku.
Benar-benar nikmat permainan adik iparku ini, kataku dalam hati, apakah karena nafsu seperti ini menyebabkan dia hamil di luar nikah?. Tapi, ngapain repot-repot mikirnnya, toh sekarang dia sedang menggumuliku. Kami sedang bersama-sama di satu rumah dan orang sekitar tau, dialah istriku yg sah.
“Maasss,, ayoo masss, sodok memek adek, maasss…” pintanya diantara lamunanku. Ayo mass” tanganya mengarahkan penisku ke bibir memeknya. Sekali hentakan, penisku sudah masuk dalam lubang memek yg basah dan licin itu.
“Ooogghhh, sayang, nikmatnya penis, Massss. Terus sayangggg, teruuusshhhh, Massssss, kencaaanggg Masssss, udah mau keluaarrrr lagii niiihhh. Maaaasssssssss” seketika dia mengerang, kedua tanganya memelukku.
“Tahan sebentar sayanggg, Mas juga mau keluarrr…”
Sodokkan demi sodokkan tak lagi berirama. Kenikmatan diujung penisku semakin terasa. Erangan nikmat Ana dibawahku juga semakin tak beraturan, dan.. secara bersamaan, pejuhku menyembur dan Ana pun menuncratkan cairan kenikmatannya. Aq masih mengocok perlahan demi perlahan sampai akhirnya seluruh pejuhku keluar. Aq berbaring lemas. Tubuh kami penuh dengan peluh.
“Haahhh, nikmat gilakk, sayang. Mau nambah lagi nggak nih, Mas. Tapi nggak sekarang. Besok pagi kita ulangi lagi yg lebih mantap yah, sayang” pelas Ana manja dan bibirnya mengecup keningku yg masih berkeringat. Tanganya memeluk. Malam itu. Kami tidur dengan tubuh bugil.
0 Response to "Cerita Sex HOT : Skandal Mertua dan Iparku"
Posting Komentar