Cerita Sex HOT : Ipar Iparku Menggugah Birahiku
CeritaSexHOT Kali ini membagikan Cerita Sex Ipar Iparku Menggugah Birahiku yang merupakan Cerita Sex+17, cerita dewasa, cerita sex, cerita hot, cerita sex dewasa, kisah sex, dan pengalaman ini merupakan sensasi sex yang tidak akan pernah di lupakan. Untuk itu di simak CeritaSexHOT Ipar Iparku Menggugah Birahiku ini :
Aq menikah dengan istriku saat aq berusia 27 thn dan istriku 21 thn. Istriku berasal dari keluarga yang kurang berada, dan istriku anak yang ke empat dari lima bersaudara. Berbeda dengan istriku, aq berasal dari keluarga yang cukup berada, orang tuaku mewariskan sebuah usaha peternakan ayam yang cukup besar.
Orang tuaku tidak tinggal bersamaku, mereka tinggal bersama adik perempuanku tinggal di kota, sedangkan adik laki-lakiku menetap di singapore. Sebagai anak tertua aq yang mengurus peternakkan dan membiayai orangtuaku. Bapak mertuaku dulunya adalah seroang pegawai bapak juga, dan istriku di jodohkan oleh orangtuaku, orangnya manis dan penurut sehingga aq tak menolak sama sekali saat itu.
Sudah hampir 8 bulan ini kakak ke tiga istriku tinggal bersama kami, karena dia tiap hari nebeng ke kota bekerja dengan mobil pengakut ayam. Dari lima bersaudara hanya iparku yang no tiga dan adik iparku beleum berkeluarga, kalau si bungsu emang masih duduk di bangku sekolah SMP, tinggal bersama orang tuanya yang sudah sering sakit-sakittan.
Iparku no 3 yang tinggal bersama kami bernama Ajeng dan bekerja sebagai akuntan di sebuah toko pakaian, dibangdingkan dengan istriku dia memang kurang manis dan bodynya juga agak gemuk, tetapi dadanya yang berukuran 37c sangat menggemaskan dan rasanya ingin meremasnya setiap kalu aq berpapasan dengannya.
Karena masih segan dengan istriku maka kutahan birahiku dengan si Ajeng sampai pada suatu hari saat istriku berniat untuk membawa orangtuanya berobat, aq langsung saja berlagak pahlawan dengan membiayai istriku membawa orangtuanya berobat ke Jakarta dan tinggal bersama dengan orang tuaku hingga orangtuanya benar-benar sehat dan tentunya istriku setuju.
Sehari setelah keberangkatan istriku ke Jakarta langsung saja kulaksanakan niat terpendamku, malamnya kuteguk sedikit whiski dan pura-pura mabuk berjalan keruang keluarga di mana si Ajeng sedang duduk nonton TV.
“Gimana Jeng, udah dapat pacar belum?” tanyaku
“Belum ada mas” jawabnya, meskipun posisinya sebgaia kakak ipar tapi umurku lebih tua empat thn darinya sehingga dia lebih sering memanggilku ‘Mas’.
“Kok belum punya sih, kamu kan cantik, masak nggak ada yang mau”
“Ihh mas Iwan bisa aja, gimanalah mas, aq di kantor duduknya bareng istri bos, mana ada laki-laki yang berani nyamperin aq” jawab si Ajeng yang menggeser agak jauh dariku saat mencium aroma alkoholku, tetapi aq langsung aja meraih tanganya dan menarik tubuhnya ke pelukanku
“Jangan mas Iwan, mas mabuk” tanganya mencoba mendorong dadaku menjauh darinya
Aq malah semakin kuat menariknya dan tangan kiriku langsung meranggkul pinggangnya sehingga toketnya besarnya itu menempel didadaku.
“Mas udah lama menyukai kamu Ajeng, mas sayang kamu” bisikku ditelinganya yang langsung aq cium dan jilati belakang kupingnya, terus sampai ketengkuknya, si Ajeng menggelinjang pelan, sepertinya menikmatinya karena suaranya semakin halus.
“Jangan mas Iwan, kamu suami adikku” aq tak memperdulikannya, kudekap dia lebih erat lagi hingga tubuhnya lebaih rapat lagi, kucium lehernya, “Ohh..” erang Ajeng, meskipun dia mencoba meronta tapi tak sanggup melawan tenagaku, karena aq hanya pura-pura mabuk.
Tangan kananku melepaskan cengkraman tangan Ajeng dan langsung kususupkan ke balik bajunya dan mengelus punggungnya.
“Aahh,… jangan mass” Ajeng meronta dan menjauhkan mukanya dariku, tetapi gerakan itu justru memperlihatkan lehernya yang langsung kuciumi dengan buas,, ” oohh… maass” tak tahan dengan gelinya Ajeng menunduk kembali langsung saja kusambar bibirnya, kuhisap dan kucoba memasukkan lidahku.
Mulanya terasa penolakan Ajeng yang tak mau membuka mulutnya dan mencoba memalingkan wajahnya, tetapi tidak aq lepaskan ciumanku dan kukulm bibir bawahnya dan kugigit pelan, akhirnya terasa olehku si Ajeng menyerah saat lidahku berhasil masuk kedalam mulutnya dan bermain dengan lidahnya, tidak ada lagi rontaan dan dorongan tangannya di bahuku jadi elusan.
Kuelus lembut pinggangnya dan naik ke punggung hingga ke tali BH nya.
Hanya sekejap BH nya langsung terlepas, tangan kananku berpindah mengelus toket besarnya dan dengan lembut kuremas-remas toketnya, terasa kenyal dan sepertinya melebihi jari-jari tanganku. Kupilin-pilin puting susunya dengan jariku.
“Emmpphhh…” Ajeng mengerang dalam ciuamnku
Kulepas ciumanku dan kusingkapkan bajunya, terpampanglah kedua buah adad besar tapi padat dengan dua puting susu kecilnya yang kemerahan, langsun saja aq jilati toket kirinya dengan lembut hingga keputing susunya dan kumainkan lidahku di puting susunya yang semakin lama semakin keras, ku cium dan kuhispa utingnya dengan jariku sambil sesekal meremas.
“Aaghh.. emmh..” Erang Ajeng dan menggelinjang tubuhnya sepertinya dia sangat menikmati permainanku di dadanya.
Kepalaku yang menyusup dibalik bajunya berpindah dari kiri ke kanan tanpa melepas jilatan lidahku, dan Ajeng kali ini sepertinya malah menggerser tubuhnya agar aq lebih cepat berpindah, terasa olehku bajunya sudah dibuka sendiri oleh Ajeng.
Tanganku mulai bergeser ke bawah mengelus pinggang dan perutnya dan terus semakin ke bawah hingga ke celana si Ajeng yang cuma dengan ikatan karet, kulorotkan celana beserta cd nya hingga terlepas, kulepaskan permainan lidahku di dadanya agar bisa menjauh dan bisa melihat bagian bawah tubuhnya, terlihat bibir kemaluannya yang kemerahan dan bulu-bulu halus di atasnya, kuelus lembut kedua pahanya dan kucium perutnya, kujilati bagian bawah pusarnya hingga bulu-bulu halus diatas kemaluannya. Tangan kananku tetap meremas toket kirinya sementara tangan kananku mengelus-elus pahanya, kucium kemaluannya dan dengan lembut kujilati bibir kemaluannya hingga klit nya, kumainkan lidahku sekitar daerah kemaluannya dan sesekali kugigit pelan bibir kemaluanya.
“Aarrghhh.. ohh.. ohhh..” erang Ajeng dan makin mengelinjang.
Lalu aq berdiri melepas bajuku sambil memandang mata Ajeng merem melek, tangannya membantu melepas celanaku, matanya kemudian terbelak saat melihat batang penisku yang sudah tegang mengeras., dia kemudian menunduk sepertinya risih kurasa, kutuntun tangan kanan Ajeng ke batang penisku dan jari-jarinya langsung aja memegang batang penisku, tanganya mengelus lembut batang penisku hingga kebawah.
Tanganku lalu menyibak rambut Ajeng dan mengelus kepalanya lalu perlahan-lahan kudorong kepala penisku hingga mulutnya menyentuh kepala penisku, kudorong penisku hingga masuk ke dalam mulutnya, terasa olehku lidah Ajeng yang bermain-main dengan kepala penisku, dikulum dan hisap olehnya.
“Ooghh,.. aahhh..” kali ini aq mengerang keenakan oleh sensasi mulut si Ajeng.
Tanganku masih terus mengelus-elus kepala Ajeng saat ajeng mengulum batang penisku, kudorong kepala ajeng hingga terasa penisku masuk lebih dalam lagi ke mulut si ajeng. Aq biarkan ajeng terus mengulum batang penisku hingga dia melepaskannya dan menatapku, lalu aq berlutut dan menciumnya, kumainkan lidahku di dalam mulutnya, sementara tanganku meremas-remas toketnya dan mengelu bibir kemaluannya.
Kurebahkan tubuh Ajeng di kursi sofa dan kuangkat kaki kirinya dan kuletakkan di sandaran kursi sofa, sementara tangan kiriku mengangkat kaki kanannya sehingga terlihat kemaluannya jelas menantang, perlahan kutuntun batang penisku ke lubang kemaluannya, kusodokkan masuk sebagian dari batang penisku ke lubang kemaluannya,.
Oghh.. sakit mass” erang ajeng, rupanya ajeng masih perawan, terlihat olehku penisku yang memerah terkena darah perawan ajeng.
Kusodokkan lebih dalam lagi batang penisku dan terasa sekali jepitan lubang kemaluan ajeng, mencengkram kuat dan berdenyut dinding kemaluannya ke batang penisku. Kurebahkan tubuhku ke ajeng dan kudekap dia, kubisikkan ke telinganya,
“Pejamkan matamu Ajeng, lupakan rasa sakitnya, nikmati sensasi lain,, ayo ajeng.. rasakan nikmat yang lainya kamu rasakan…”
“Egghh.. ssshhh…” desi ajeng yang sudah mulai merasakan sensasi batang penisku di dalam lubang kemaluannya. “Aghh.. oohh.. iya mass” aq mulai mengocok pelan, karena meskipun sudah terasa basah, kemaluan ajeng masih keset dalamnya, cengkraman dinding kemaluannya terasa sekali olehku,.. sungguh nikmat sekali.
“Oghh.. ahhh..” erangku dan terus mengocok, kali ini aq makin mempercepat kocokan keluar masuk penisku, sensasi yang terasa nikmat sekali, semakin cepat aq mengocok semakin nikmat, luar biasa kemaluan Ajeng.
“Oghh.. ohh.. nikmat mass.. ajeng merasa nikmat.. aghh,, aahhh.. kocok terus masshh” ajeng mengelinjang dan membiarkan lehernya ku cium.
Aq terus mengocok kemaluan Ajeng, sensasi yang dirasakan batang penisku terus memuncak, makin nikmat, kami berdua terus merengah menikmati kocokkan penisku, hingga saat aq terasa sampai puncak kenikmatan, masih sempat aq mencabut hingga pejuhku nyembur di atas perut Ajeng.
“Aagghhh.. ooohhh..” aq mengerang kenikmatan.
Ajeng pun lemas dan masih merem, sepertinya nggak mau kehilangan kenimaktan barusan. Kuambil tisu di mejas dan ku bersihkan darah perawan Ajeng di batang penisku, lalu kubersihkan pejuhku di perutnya.
“Mas Iwan, apa yang sudah kita perbuat” tanya Ajeng yang sepertinya sudah sadar.
“Kita baru aja berpetualang mencari nikmat” jawabku sekenannya.
“Tapi ini kan seharunya nggak boleh terjadi, kamukan suami adik kandungku”
“Ajeng.. kalau adikmu nggak tau kan nggak masalah, apa lagi orangtuamu, jangan sampai mereka tahu” ajeng terdiam sesaat mendengar jawabanku dan terlihat meneteskan air mata.
Kupeluk dia dan kukecup keningnya dan kubisikkan,
“Ini rahasia kita berdua, kamu mengerti kan, pokoknya kamu tidak akan kuterlantarkan”
Kutuntun dia menuju kamrku yang dilengkapi kamar mandi, disana kami berdua membersihkan diri dan mandi air hangat. Kami berdua kelua dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk, aq megambil hp ku dan kukeluarkan sim card ku, lalu kuserahkan kepada ajeng yang duduk ditepi ranjang.
“Aq tau kamu dari kemarin pengen hp seperti punyaku ini”
“Apa maksunta mas” tanya ajeng.
“Hadiah dariku buat kamu, jujur aja, aq juga sayang sama kamu”
“Bener Mas”
“Bener Ajeng, kamu cantik, dan kamu orangnya juga penurut, mas Iwan juga suka sama kamu” gombalku.
Terlihat senyum Ajeng dan dia menunduk malu, tak kusia-siakan kesempatan tersebut, lalu aq duduk disebelahnya dan merangkul pundaknya, Ajeng menyandarkan kepalanya ke dadaku, kukecup rambutnya, lalu saat dia megadah menatapku, langsung kucium bibirnya dan tanganku langsung melepaskan lilitan handuknya, kuremas toket besarnya dan kupilin-pilin puitng susunya.
“Emmhh.. aahhh..” erang ajeng, lalu dia melepaskan ciumannya dan tanganya melepaskan lilitan handukku, dia berdiri dan jongkok tepat disepan penisku, di elus penisku lalu dikulumnya, kali ini aq mengerang keenakkan dan merebahkan tubuhku ke ranjang, sesaat kemudian Ajeng ernagkak naki ke ranjang dan mengambil posisi duduk diatas pahaku, dia menggesek-gesekkan kemaluannya di pahaku,
“Oghhh.. emmhhh.. aq yang menggelinjang geli enak,
“Ajeng mainkan puting mas dengan lidahmu” Ajeng menurut dan memainakan puting susuku dengan lidahnya.
“Oohhh.. mmhhh.. aq menikmati permainan lidah Ajeng di puting susuku.
Tanpa merubah posisi aq menyuruh Ajeng memasukkan batang penisku ke lubang kemaluannya, dengan posisi di atas tanganku bebas memainkan toket besarnya, dan dengan posisi ini aq lihat Ajeng makin enjoy aja merasakan sensasi ML, dia bergerak maju mundur, kanan kiri mencari posisi ternikmatnya, aq juga merasakan nikmat tersendiri saat dia memutar-mutar pinggulnya,
“Oghh.. aahhh… masshh Iwann…” erang ajeng menjatuhkan dirinya dan menahan dengan tangganya, terpampang jelas toket yang besar bergerak kanan kiri… kadang-kadang aq dengan dua tangan meremas-remas satu toketnya baru terasa pas, sungguh luar biasa pemandangan di depanku saat ini, ” Aghh.. oghh.. masshh.. nikmat sekali.. ohh mass.. nikmat… Ajeng nggak tahan lagi.. ooohhhhhh…” erang Ajeng dan mengejang hebat.
Rupanya dia sudah meraih orgasme, Ajeng lalu berbaring disebelahku, aq yang sudah hampir sampai puncak kenikmatan lalu mengarahkan penisku ke mulut Ajeng. Kumasukkan penisku kedalam mulut Ajeng, kali ini aq yang rebahkan tubuhku ke kepala ranjang dan tangan kananku menarik rambut Ajeng sambil membuat gerakkan naik turun lembut tapi cepat, sesekali tangan Ajeng mengocok batang penisku, hisapan mulut Ajeng terasa sekali,
“Aagghh.. oohhh… Ajenngg.. mass keluarr.. oorrgggg” tanganku tetap menahan kepala Ajeng sehingga batang peisku tetap di dalam mulutnya dan kusemburkan pejuhku di dalam mulutnya,
“Telan aja pejuhnya sayang.. nggak papa itu… mas lebih nikmat kalau Ajeng hisap habis…” dan emang si Ajeng penurut betul, pejuhku di hisap dan di telan semua,
“Oogghhhh… benar-benar nikmat Ajeng” kali ini aq yang berdesis kenikmatan.
Kucium si Ajeng agar dia tak merasa jijik sehabis menelan pejuhku. Malam itu kami berstubuh sekali lagi baru tertidur.
Kesokkan harinya kusuruh dia bolos kerja, tapi kami juga tak bisa bersetubuh karena ada pembantu yang membersihkan rumah dan menyuci. Siang harinya saat si pembantu pulang, kami langsung bertempur kembali hingga paginya. Sejak hari itu Ajeng tidur dikamarku.
Iparku yang nomor satu atau kakak sulung istriku yang bernama Citra sudah bersuami dan memilikki 1 anak. Naas belum seminggu Ajeng tidur dikamarku ketauan olehnya yang saat itu masuk kerumah dan mendapati Ajeng sedang mandi di kamar mandi kamarku.
“Apa-apan ini, kamu main gila ya Ajeng sama iparmu ini, sungguh menjijikkan kelakuanmu ini” Citra memarahi Ajeng. “Dan kamu Iwan, dasar laki-laki bejat, iparmu pun kamu tiduri. Bedebah”
“Sabar dulu Citra, jangan terlalu mendramasir masalah ini, lagian mau apa kamu datang kesini” aq berusaha menenangkan suasana agar suaranya tidak kedengaran tukang kebunku yang tinggal di gudang belakang, “Lagian mau apa kamu kesini, adikmu lagi di jakarta, mau pinjam uang lagi yah” sahutku.
Aq tau kalau Citra sering sekali meminjam uang dari istriku. Citra seorang perempuan yang shopalholic, meskipun suaminya cukup berada tetapi keuangan mereka masih di kontrol oleh mertua Citra. Guna memuaskan hopi belanjanya dia sering sekali meminjam uang dari istriku.
Citra orangnya cantik seperti kelima bersaudara istriku, dia yang paling tinggi, berleher jenjang dan berkaki panjang mirip arist luna maya, dadanya tidaklah sebesar Ajeng, tetapi proposional, sesuai bodynya yang langsing sehingga terlihat kecil.
“Kamu kesini mau bayar hutangkah” sindirku kepada Citra.
“Aq hanya mau ketemu sama Ajeng, tak taunya kalian main seorng”
Aq melangkah menuju brankas dan mengabil segepok uang 100ribuan dan melemparkan ke atas tempat tidur.
“Sudahlah pelankan suaramu, ambil uang itu dan tutup mulutmu atau kuadukan ke suamimu masalah hutangmu dengan istriku” Ciut juga Citra mendengar ancamanku dan melirik ke tempat tidur melihat segepok uang yang kulempar.
Tanpa bersuara Citra melangkah mendekati tempat tidur mencoba meraih uang tersebut karena terlalu tengah uang tersebut membuat Citra terpaksa naik ke temoat tidur untuk meraih uang tersebut, saat itu Citra menungging mengambil uang tersebut membuatku naik birahi melihat pinggulnya yang indah bentuknya. Tanpa pikir panjang lagi aq langsung melompat ke atas tempat tidur dan memeluk pinggangnya.
Tanpa bersuara Eli berjalan ke ranjang mencoba meraih uang tersebut tetapi karena terlalu ketengah uang tersebut membuat Eli terpaksa naik ke ranjang buat meraih uang tersebut, saat itu Eli menungging memungut uang tersebut membuat saya naik birahi melihat pinggulnya yang bagus bentuknya. Tanpa pikir panjang lagi saya melompat ke atas ranjang dan memeluk pinggangnya.
“Mas iwan jangan” jerit Citra.
“Diam aja kamu, Citra” agar tidak ribut langsung saja kucium mulut si Citra dasn mencoba memasukkan lidahku kemulut Citra, Citra terus meronta-ronta berusaha menolakku, tetapi dia kalah tenaga olehku, karena terus meronta, aq lepaskan ciumanku dan kubisikkan di telinganya.
“Diam aja dulu Citra, kalau kamu mau melayani aq akan sering kamu terima uang segepok ini…” Cita tercengang sejenak, tak kusia-siakan langsung saja kulumat bibirnya, dan sepertinya sudah tidak ada perlawanan lagi, malah Citra membalas lumatanku dan melumat balik bibirku.
Sementara si Ajeng terduduk bengong di tepi tempat tidur menyaksikan aq dan Citra sakng melumat. Tanganku menyingkap gaunnya dan mengelus-elus pahanya terus hingga ke CD nya dan kuselipkan jariku ke dalam CD nya dan terus bergerilya jariku hingga ke lubang kemaluannya. Jari tengahku kutusukkan ke lubang kemaluannya mencari-cari tonjolan g-spotnya. Citra tak perlu lagi kupeluk erat, kurebahkan tubuhnya ke tempat tidur dan mulai kuciumi lehernya hingga terus kebawah.
“Argghh.. ooghhh… Wannn.. udah benar wann…” erang Citra saat jariku menyentuh sebuah tonjolan dalam lubang kemaluannya.
Citra terus melenguh dan mengelinjang-gelinjang sementara jariku terus bekerja. Kusingkap blusnya dan kuciumi atasan toketmya yang tak tertutup BH. Kucabut jariku dari dalam lubang kemaluannya lalu melepas baju Citra hingga hanya CD merahnya yang tertinggal, terlihat toketnya yang masih padat meskipun puting susunya tidak kemerahan lagi. Aq pun mulai menciumi terus memainkan dan meremas-remas toketnya, tangan yang satu lagi menyeleip ke balik celana dalam merahnya dan kembali memainkan tonjolan dala lubang kemaluannya.
“Aagghh… oohhh… Iwann.. nikmaatttt” Citra terus mengerang keenakkan.
Sementara Ajeng masih melihat dari samping tempat tidur. Aq lalu melepas celana dalam Citra dan terlihatlah kemaluannya dengan bulu yang lebat diatasnya. Aq lalu membuka pakaianku dan menarik tangan Citra hingga dia dalam posisi duduk, lalu kusodorkan batang penisku, Citra menciumnya dan menjilati dari bawah hingga kepala penisku berulan-ulang.
“Oghh.. oughhh..” aq merasakan sensasi yang benar-benar nikmat saat Citra menjilati dan memainkan kantong pelerku.
Lalu dikulumnya batang penisku, membuatku yang mengerang nikmat. Aq berpaling ke arah Ajeng dan dia tersipu, lalu aq menarik tanganya dan memeluknya, lalu kulumat bibir Citra dan tanganku mulai merayapi toket 35c nya.
Sementara sang kakak teris memainkan lidahnya di batang penisku, lidahku juga mulai memainkan puting susu Ajeng sementara tangan yang satu lagi meremas dan memainkan toket Citra. Citra lalu melepaskan batang penislku dan aq juga melepaskan pelukanku dari Ajeng.
“Citra, kamu nungging yah…” ujarku tersenyum kepadanya.
Citra pun langsung mengambil posisi nungging memperlihatkan bongkahan kemaluannya, kuarahkan batang penisku dan kutusukkan ke lubang memek Citra, kedua tanganku meremas-remas pantat dan mendorong maju mundur pinggulnya.
“Ajeng sayang,, peluk aq dari belakang” aq menatap ke Ajeng sepertinya juga sangat terangsang. Ajeng lalu memelukku dari belakang, menempelkan toketnya ke punggungnku, sementara tanganya mengelus dada dan dia menciumi leher dan tengkukku sambil sesekali dia ke depan memiankan lidahnya keputing susuku.
“Aahh.. oghhhh.. ayo sayang.. nikmat sekali” erangku kenikmatan sambil mengocok Citra yang menungging juga mengerang nikmat.
Lalu kubalas ciuman Ajeng dan melepaskan batang penisku dari lubang kemaluan Citra, lalu aq merebah ke tempat tidur. Citra langsung mengambil posisi memasukkan batang penisku ke lubang kemalaunnya, kali ini dia duduk meghadapku, sehingga tanganku bebas meremas-remas toketnya, sementara Citra menggerakkan pinggulnya naik turun, Ajeng terus memiankan puting susuku dan terus menjilati dadaku lalu melumat bibirku, benar-benar nikmat luar biasa aq malam ini, aq terus menerus mengerang dan mendesah kenikmatan.
“Aaahhh.. oohhh.. oogghhh… aq keluar Iwannn” jerit Citra sambil tubuhnya mengejang kuat, lalu mengeluarkan batang penisku dari lubang kemaluannya.
Aq yang sedari tadi menunggu lalu mengambil alih posisi Citra dan mulai memasukkan batang penisku ke lubang kemaluannya. Karena sudah sangat terangsang, gerakan pinggul Ajeng sangat agresif dan cepat, aq merasa nikmat sekali. Gantian Citra yang merebah di sebelahku dan mulai mengelus-elus dan menciumiku;.
“Ohh.. ohh.. mas Iwan aq mau keluarrr.. oohhhh…” deah Ajeng.
“Aq juga sayang” sahuitku ” Ayo sayang goyang terusss.. ohh.. ohhh… Ajeng”
“Aq keluarr.. oohhhh..” Ajeng mengejang kuat.
Lalu aq mengarahkan kepala Citra ke arah batang peniskiu, tanpa perlawanan Citra meraih penisku dan mengocoknya sambil mengulum dan menghisap. Aq merasa nikmat sekali dan terasa sudah mau menyembur, maka saat Citra sendang mengulum penisku kutahan kepalanya dan kusemburkan pejuhku di dalam mulut Citra, sepertinya dia kaget dan mencoba mendongakkan kepalanya tetapi aq tahan terus sehingga dia terpaksa menghisap dan menelan pejuhku.
“Ooghhhh.. Citraa .. hisap terusss… Citraa nikmat sekaliii”
Lalu aq menariknya rebah di sebelahku dan kuciumi keningnya, lalu aq berpaling dan menciumi Ajeng yang rebah di atas dadaku.
Lalu kami bertiga menuju kamar mandi dan bertiga kami mandi air hangat, sambil mengusap dan saling menggosokkan sabun.
Keluar dari kamar mandi kami bertiga berstubuh lagi sekali baru kuantar pulang Citra ke rumah mertuanya.
0 Response to "Cerita Sex HOT : Ipar Iparku Menggugah Birahiku"
Posting Komentar