Cerita Sex HOT : Olahraga Nikmat
CeritaSexHOT kali ini membagikan Cerita Sex Olahraga Nikmat yang merupakan cerita sex+17 , cerita dewasa , cerita sex , cerita hot , cerita sex dewasa , kisah sex , sensasi sex . Dan pengalaman ini merupakan sensasi sex yang tidak akan pernah di lupakan. Untuk itu silahkan di simak CeritaSexHOT Olahraga Nikmat ini :
Ririn anaknya tergolong imut dan manis untuk gadis seumuranya. Entah mengapa, aku ingin sekali ngentot denganya, aku ingin menikmati lubang meqi Ririn, yg kubayangkan pastilah masih sangat sempit. Ooohhh… gairahku kian bergelora karena memikirkan hal itu, Aku mencoba cari cara, bagaimana caranya keperawanan Ririn bisa aku dapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar. Tak terasa, selesailah film xxx yg sedang kami lihat. Suara Ririn akhirnya memecahkan keheningan.
“Oom, tuh Burungnya berdiri lagi.” kata Ririn sambil menunjuk ke arah batang penisku yg memang sedang tegang.
“Iya nih Ririn, tp biarin saja deh, gimana dengan filmnya?” jawabku santai.
“Bagus kok Oom, persis seperti apa yg papa dan mama lakukan, dan Ririn ada beberapa pertanyaan buat Oom nih.” Ririn sepertinya ingin menanyakan sesuatu.
“Pertanyaannya apa?” tanyaku.
“Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin Burung ke… apa tuh, Ririn ngga ngerti?” tanya Ririn.
“Iya nih Ririn, tp biarin saja deh, gimana dengan filmnya?” jawabku santai.
“Bagus kok Oom, persis seperti apa yg papa dan mama lakukan, dan Ririn ada beberapa pertanyaan buat Oom nih.” Ririn sepertinya ingin menanyakan sesuatu.
“Pertanyaannya apa?” tanyaku.
“Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin Burung ke… apa tuh, Ririn ngga ngerti?” tanya Ririn.
“Oh itu.., itu namanya Burung dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang meqi, pasti papa Ririn juga melakukan hal itu ke mama kan?” jawabku menerangkan.
“Iya benar Oom, papa pasti masukin Burungnya ke lubang yg ada pada meqi mama.” Ririn membenarkan jawabanku.
“Itulah seninya olahraga beginian Ririn, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa.” kataku memberi penjelasan ke Ririn.
“Ririn sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu?” tanya Ririn lagi.
“Iya benar Oom, papa pasti masukin Burungnya ke lubang yg ada pada meqi mama.” Ririn membenarkan jawabanku.
“Itulah seninya olahraga beginian Ririn, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa.” kataku memberi penjelasan ke Ririn.
“Ririn sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu?” tanya Ririn lagi.
Ouw.. inilah yg aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.
“Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa.” jelasku.
Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yg kuharapkan.
“Ririn harus tahu, jika Ririn melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan nikmat.” tambahku.
“Masa sih Oom? Tp kayaknya ada benarnya juga sih, Ririn lihat sendiri mama juga sepertinya merasa lelah tp juga merasa kenikmatan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis.” Ririn yg polos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.
“Emang gitu kok. Ee…, mumpung masih siang nich, mama Ririn juga masih lama pulangnya, kalo Ririn memang ingin olahraga beginian, sekarang saja gimana?” aku sudah tdk sabar ingin melihat pesona kemaluannya Ririn, pastilah luar biasa.
“Ayolah!” Ririn mengiyakan.
“Ayolah!” Ririn mengiyakan.
Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Ririn sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Ririn. Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Ririn merasakan apa yg belum pernah dirasakan sebelumnya. Kaos singlet yg menempel di tubuhku telah kulepas. Aku sudah telanjang bulat dengan batang kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapan seorang gadis beRirin berumur 12 tahun. Ririn hanya tersenyum-senyum memandangi batang penisku yg berdiri dengan megahnya. Mungkin karena kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bulat merupakan hal yg tdk aneh lagi bagi Ririn.
Kusuruh Ririn untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Ririn protes, tetapi setelah kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Ririn telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab memang sudah begitu seharusnya. Akhirnya Ririn mau melepas pakaiannya satu persatu. Aku melihat Ririn melepaskan pakaiannya dengan mata tdk berkedip. Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yg dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Ririn tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja.
Di balik kaos dalamnya yg cukup tebal itu, aku sudah melihat dua benjolan kecil yg mencuat, pastilah puting susunya Ririn yg baru tumbuh. Baru saja aku berpikiran seperti itu, Ririn sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yg kubayangkan, puting susu Ririn yg masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku. Puting susu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yg biasa kulihat dan kurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.
Toket Ririn memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati. Warna puting susu Ririn coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Ririn menyadarinya. Lalu Ririn melepaskan juga celana dalamnya. Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, meqi Ririn masih berupa garis lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yg sering kulihat mandi di sungai. Vagina yg belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yg menakjubkan ini. Terbengong-bengong aku dibuatnya.
“Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.”
Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Ririn berbicara.
“Oke, sekarang dimulai yaaa…?”
Kuberi tanda ke Ririn supaya tiduran di sofa. Pertama sekali aku meminta ijin ke Ririn untuk menciuminya, Ririn mengijinkan, rupanya karena sangat ingin atau karena Ririn memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu. Yg penting bagiku, aku merasakan Ririnng perawannya dan menyetubuhinya siang ini.
Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Ririn hanya diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yg kulakukan kepadanya.
Setelah puas aku menciuminya, “Ririn, boleh ngga Oom netek ke Ririn?” tanyaku meminta.
“Tp Oom, tetek Ririn kan belon sebesar seperti punya mama.” kata Ririn sedikit protes.
“Ngga apa-apa kok Ririn, tetek segini malahan lebih nikmat.” kilahku meyakinkan Ririn.
“Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja.” jawab Ririn akhirnya memperbolehkan.
“Dijamin deh ngga sakit, malahan Ririn akan merasakan enak dan nikmat yg tiada tara.” jawabku lagi.
“Ngga apa-apa kok Ririn, tetek segini malahan lebih nikmat.” kilahku meyakinkan Ririn.
“Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja.” jawab Ririn akhirnya memperbolehkan.
“Dijamin deh ngga sakit, malahan Ririn akan merasakan enak dan nikmat yg tiada tara.” jawabku lagi.
Segera saja kuciumi puting susu Ririn yg kiri, Ririn merasa geli dan menggelinjang-gelinjang keenakan, aku merasakan puting susu Ririn mulai mengalami penegangan total. Selanjutnya, aku hisap kedua puting susu tersebut bergantian. Ririn melenguh menahan geli dan nikmat, aku terus menyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya, kutarik-tarik, sedangkan puting susu yg satunya lagi kupelintir-pelintir.
“Oom, kok nikmat banget nihhh… oohhh… nikmaattt…” desah Ririn kenikmatan.
Ririn terus merancau kenikmatan , aku sangat senang sekali. Setelah sekian lama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah memerah dan sangat tegangnya. Ririn sudah merasa mabuk oleh kenikmatan. Aku bimbing tangannya ke batang penisku.
“Ririn, kocok dong Burungnya Oom Agus.” aku meminta Ririn untuk mengocok batang penisku.
Ririn mematuhi apa yg kuminta, mengocok-ngocok dengan tdk beraturan. Aku memakluminya, karena Ririn masih amatir, sampai akhirnya aku justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Ririn tersebut, maka kuminta Ririn untuk menghentikannya. Selanjutnya, kuminta Ririn untuk mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Ririn langsung saja mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihat vagina Ririn yg merekah. Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, sekarang di hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecil Ririn yg sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun, dan yg terutama, lubang meqi Ririn yg masih sangat sempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran jari kelingking lubang meqi nya.
Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap meqi Ririn dengan lembut, Ririn kembali melenguh. Lenguhan yg sangat erotis. Meram melek kulihat mata Ririn menahan nikmatnya hisapanku di meqinya. Kusedot klitorisnya. Ririn menjerit kecil kenikmatan, sampai tdk berapa lama.
“Oom, nikmat banget sih, Ririn senang sekali, terussinnn…” pinta Ririn.
Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Ririn, dan Ririn semakin mendesah tdk karuan. Aku yakin Ririn hampir mencapai puncak orgasme pertamanya selama hidup.
“Oommm… ssshhh… Ririn mau pipis nich..”
Ririn merasakan ada sesuatu yg mendesak ingin keluar, seperti ingin kencing.
“Tahan dikit Ririn… tahan yaaa…” sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap meqi nya.
“Udah ngga tahan nich Oommm… aahhh…”
“Udah ngga tahan nich Oommm… aahhh…”
Tubuh Ririn mengejang, tangan Ririn berpegangan ke sofa dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yg masih berada di antara selangkangannya.
Ririn ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Aku senang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan cukup banyak. Itulah cairan mani nikmatnya Ririn.
“Oohhh… Oom Agus… Ririn merasa lemes dan nikmat sekali… apa sih yg barusan Ririn alami, Oom…?” tanya Ririn antara sadar dan tdk.
“Itulah puncaknya Ririn.., Ririn telah mencapainya, pingin lagi ngga?” tanyaku.
“Iya.. iya.. pingin Oom…” jawabnya langsung.
“Itulah puncaknya Ririn.., Ririn telah mencapainya, pingin lagi ngga?” tanyaku.
“Iya.. iya.. pingin Oom…” jawabnya langsung.
Aku merasakan kalau Ririn ingin merasakannya lagi. Aku tdk langsung mengiyakan, kusuruh Ririn istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan kusuruh Ririn untuk meminumnya. Karena sebentar lagi, aku akan menembus lubang perwannya yg sempit itu, jadi aku ingin Ririn dalam keadaan segar bugar.
Tdk berapa lama, Ririn kulihat telah kembali fit.
“Ririn… tadi Ririn sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Ririn ingin mencapainya lagi kan..?” bujukku.
“Iya Oom, mau dong…” Ririn mengiyakan sambil manggut-manggut.
“Ini nanti bukan puncak Ririn saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Ririn” kataku lagi menjelaskan.
“Final?” Ririn mengernyitkan dahinya karena tdk paham maksudku.
“Iya Oom, mau dong…” Ririn mengiyakan sambil manggut-manggut.
“Ini nanti bukan puncak Ririn saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Ririn” kataku lagi menjelaskan.
“Final?” Ririn mengernyitkan dahinya karena tdk paham maksudku.
“Iya, final.., Oom ingin memasukan Burung Oom ke lubang meqi Ririn, Oom jamin Ririn akan merasakan sesuatu yg lebih nikmat lagi dibandingkan yg tadi.” akhirnya aku katakan final yg aku maksudkan.
“Ooh ya, tp.. Oom.. apa Burung Oom bisa masuk tuh? Lubang meqi Ririn kan sempit begini sedangkan Burungnya Oom.. gede banget gitu…” Ririn sambil menunjuk lubang nikmatnya.
“Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..?” pintaku lagi.
“Iya deh Oom…” Ririn secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.
“Ooh ya, tp.. Oom.. apa Burung Oom bisa masuk tuh? Lubang meqi Ririn kan sempit begini sedangkan Burungnya Oom.. gede banget gitu…” Ririn sambil menunjuk lubang nikmatnya.
“Pelan-pelan dong, ntar pasti bisa masuk kok.. cobain ya..?” pintaku lagi.
“Iya deh Oom…” Ririn secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.
Kuarahkan kepala penisku ke lubang meqi Ririn yg masih super sempit tersebut. Begitu menyentuh lubang nikmatnya, aku merasa seperti ada yg menggigit dan menyedot kepala penisku, memang sangat sulit untuk memasukkannya. Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi aku tdk ingin Ririn merasakan kesakitan. Kutekan sedikit demi sedikit, kepala penisku bisa masuk, Ririn mengaduh dan menjerit karena merasa perih. Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi adalah untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat.
“Blusss…”
Ririn menjerit cukup keras, “Ooommm… Burungnya sudaaahhh masuk… kkaahhh?”
“Udah sayang… tahan ya…” kataku sambil mengelus-ngelus rambut Ririn.
Aku mundurkan batang penisku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir meqi Ririn ikut menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti. Beberapa waktu, Ririn pun sepertinya sudah merasakan nikmat. Setelah cairan mani Ririn yg ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah. Aku menggenjot maju mundur dengan cepat. Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Nikmat sekali ternyata. Hisapannya memang tiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Ririn pun sudah sedemikian banyaknya.
Sambil kuterus berpacu, puting susu Ririn kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Ririn aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya. Aku merasakan Ririn sudah keluar beberapa kali, sebab aku merasa kepala batang penisku seperti tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Ririn. Aku ganti posisi. Jika tadi aku yg di atas dan Ririn yg di bawah, sekarang berbalik, aku yg di bawah dan Ririn yg di atas. Ririn seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh nikmat sekali rasanya di batang penisku. Naik turun di dalam lubang surga Ririn.
Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Ririn di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan seluruh batang penisku. Aku menegang hebat.
“Crroottt… crrooottt…”
Cairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang meqi Ririn, sedangkan Ririn sudah merasakan kelelahan yg amat sangat. Aku cabut batang penisku yg masih tegang dari lubang meqi Ririn. Ririn kubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Ririn langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yg perlahan merembes keluar, kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya. Aku rebahkan tubuh mungil yg terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya. Terima kasih Ririn atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.
Keesokan harinya, Ririn mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tdk tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olahraga senggama dengan Ririn, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.
0 Response to "Cerita Sex HOT : Olahraga Nikmat"
Posting Komentar