Cerita Sex HOT : Kebahagiaan dari Anak
CeritaSexHOT Kali ini membagikan Cerita Sex Kebahagiaan dari Anak yang merupakan Cerita Sex+17, cerita dewasa, cerita sex, cerita hot, cerita sex dewasa, kisah sex, dan pengalaman ini merupakan sensasi sex yang tidak akan pernah di lupakan. Untuk itu di simak CeritaSexHOT Kebahagiaan dari Anak ini:
Pernah mendengarkan cerita dari temanku namanya Kirana, dia adalah ibu rumah tangga, umrunya yang berkepala 3 dia masih terlihat asyk dipandang setiap harinya tak luput dari kata seksi, tubunya yang tinggi, walauapun dia sudah mempunyai anak 2 tapi masih banyak orang yang ,elirik dia, anaknya juga sudah ada yang SMA namanya Panca, dan anak keduanya masih SMP.
Suaminya juga penyayang keluarga mereka hidup bercukupan, dalam keluarganya untuk soal seksual tidak ada yang menggangu , tapi suatu ketika saat Kirana sedang di belakang melihat anak pertamnaya habis mandi Kirana kaget kaget anaknya telanjang bulat dan mata Kirana melotot mamandang kontol dari Panca yang lumayan besar dengan haisan bulu tipisnya.
Semenjak itu Kirana selalu terbayang bayang akan pusaka anaknya, sering sekali Kirana memperhatiakan selakang Panca saat dia makan, atau menonton TV dan dimana pun Panca beraktifitas di rumah.
Panca pun sedikit curiga denga kelakuan Mamanya.
Kenap Mam kok lihatnya gak seperti biasa??
“oh gak apa apa Nca mama bahagia melihat kamu sudah dewasa”
“oh gak apa apa Nca mama bahagia melihat kamu sudah dewasa”
Kemudain Kirana bertanya kepada Panca
“Eh kamu udah punya pacar belum hayooo, ngaku .. sambil menggoda Panca.
“hehe , mama tanyanya aneh anah aja, kalau pacar sih gak punya tapi kalau TTM man Pnca punya mam , lha kenapa mam kok tiba tiba tanya begitu??’
“oh mama hanya tanya saj , gak apa apa kok”
“semenjak pacaran kamu pernah apa aja Nca ama TTMmu”
“mama kok tanyanya begitu , Panca susuah untuk menjawabnya”
“hehe gak papa to, lagian kamu juga udah dewasa pastilah mama ingin tau ceritamu” toh dulu mama juga pernah ditanya ama nenek kamu”
“udah deh panca juju raja , mama gak papa kok, aku juga paham kalau seusiamu kalau poacaran gimana , coba deh ceritakan kepada mama”
“ya udah mam, Pnaca juga pernah ciuman ama ama cewek”
“kalau gituan pernah juga”
“gituan gimana Mam, maksutnya??”
“ML” tanya Kirana
“Ml apaan sih mam artinya , Panca juga kurang paham”
“Making LOve.. Bersetubuh…” ujar Kirana sambil mempraktekkan ibu jarinya diselipkan diantara telunjuk dan jari tengah.
“Wah kalau itu Panca belum pernah, Mam.. Tidak berani. Takut hamil…” ujar Panca. Kirana tersenyum mendengarnya.
“Kenapa Mama tersenyum?” tanya Panca.
“Karena kamu masih sangat polos, sayang…” kata Kirana sambil mencubit pipi Panca, lalu bangkit untuk menyiapkan segala sesuatunya karena Herman akan segera pulang.
Malam harinya, Kirana, Panca, dan Yenny asyik menonton TV, sedangkan Herman sedang mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.
“Ciuman rasanya gimana sih?” tanya Yenny ketika menyaksikan adegan ciuman di televisi.
“Ah, kamu.. Masih kecil! Tidak perlu tahu,” ujar Panca sambil mengucek-ngucek rambut Yenny.
“Tidak boleh begitu, Nca.. Adikmu harus tahu tentang apapun yang dia tidak mengerti. Biar tidak salah langkah nantinya…” ujar Kirana sambil menatap Panca.
“Begini, Yen…” ujar Kirana.
“Ciuman itu tidak ada rasa apa-apa.. Tidak manis, pahit atau asin. Hanya saja, kalau kamu sudah besar nanti dan sudah merasakannya, yang terasa hanya perasaan nyaman dan makin sayang kepada pacar atau suami kamu…” ujar Kirana lagi.
“Ah, nggak ngerti…” ujar yenny.
“Mendingan Yenny tidur saja, ah.. Sudah ngantuk…” ujar Yenny.
“Ya sudah, tidurlah sayang,” ujar Kirana. Yenny kemudian bangkit dan segera menuju kamar tidurnya.
Ketika menyaksikan adegan ranjang di televisi, Kirana bertanya kepada Panca, “Apakah kamu sudah itu dengan pacarmu?”.
“Panca belum punya pacar, Mam.. Mereka hanya sekedar teman saja,” jawab Panca.
“Tapi kok kamu bisa ciuman dengan mereka?” tanya Kirana lagi sambil tersenyum.
“Ya namanya juga saling suka…” jawab Panca sambil tersenyum juga.
“Sudah sejauh mana kamu melakukan sesuatu dengan mereka?” tanya Kirana.
“Tidak apa-apa kok, Nca.. Bicara terbuka saja dengan Mama,” ujarnya Kirana lagi. Panca menatap mata ibunya sambil tersenyum.
“Ya begitulah…” kata Panca.
“Ya begitulah apa?” tanya Kirana lagi.
“Ya begiutlah.. Ciuman, saling pegang, saling raba…” ujar Panca malu malu. Kirana tersenyum.
“Hanya itu?” tanya Kirana lagi.
Panca melirik ke arah ayahnya yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.
“Mama jangan bilang ke Papa ya?” ujar Panca.
Kirana tersenyum sambil mengangguk. Panca lalu beringsut mendekati Kirana.
“Panca pernah oral dengan beberapa teman wanita…” ujarnya sambil berbisik.
Kirana tersenyum sambil mencubit pipi Panca.
“Nakal juga ya kamu!” ujar Kirana sambil tersenyum.
“Rasanya bagaimana?” tanya Kirana sambil berbisik.
“Sangat enak, Mam…” ujar Panca.
“Tapi Panca dengar, katanya kalau punya Panca dimasukkan ke punya wanita rasanya lebih enak.. Benar tidak, Mam?” tanya Panca.
Kirana kembali tersenyum tapi tidak menjawab..
“Kamu mau tahu rasanya, Nca?” tanya Kirana sambil tetap tersenyum. Panca mengangguk.
“Sini ikut Mama…” ajak Kirana sambil bangkit lalu pergi ke ruang belakang. Panca mengikuti dari belakang.
Sesampai di ruang belakang, Kirana menarik tangan Panca agar mendekat.
“Ada apa sih, Mam?” tanya Panca.
“Karena kamu sudah dewasa, Mama anggap kamu sudah seharusnya tahu tentang hal tersebut,” ujar Kirana dengan nafas agak memburu menahan gejolak yang selama ini terpendam terhadap anaknya tersebut.
“Ciumlah Mama sayang…” kata Kirana sambil mengecup bibir Panca.
Panca diam karena tidak tahu harus berbuat apa. Kirana terus melumat bibir anaknya itu sambil tanggannya masuk ke dalam celana Hawaii Panca. Lalu dengan lembut diremas dan dikocoknya kontol anaknya. Karena tidak tahan merasakan rasa enak, Panca dengan segera membalas ciuman Kirana dengan hangat.
Sambil terus mengocok dan meremas kontol Panca, Kirana berkata, “Kamu ingin merasakan rasanya bersetubuh kan, sayang?”.
“Iya, Mam…” ujar Panca dengan nafas memburu.
“Mama juga sama, Nca.. Mama ingin merasakan hal itu dengan kamu,” ujar Kirana.
“Kapan, Ma?” tanya Panca sambil menggerakkan pinggulnya maju mundur karena enak dikocok kontol oleh Kirana.
“Jangan sekarang ya, sayang…” ujar Kirana sambil melepaskan genggaman tangannya pada kontol Panca.
“Yang penting kamu harus tahu bahwa Mama sangat sayang kamu…” kata Kirana sambil mengecup bibir Panca.
“Panca juga sangat sayang Mama,” ujar Panca.
“Sekarang Mama harus tidur karena sudah malam. Nanti Papamu curiga…” ujar Kirana sambil meninggalkan Panca.
Panca menarik nafas panjang menahan suatu rasa yang tak bisa diucapkan.. Tak lama Panca masuk ke kamar mandi.. Onani. Besok paginya, Herman sudah siap-siap pergi kerja sekalian mengantar Yenni ke sekolah karena masuk pagi. Sementara Panca masuk sekolah siang. Dia masih tidur di kamarnya.
Setelah Herman dan Yenni pergi, dengan segera Kirana mengetuk dan masuk ke kamar Panca. Panca masih tidur dengan hanya memakai celana Hawaii saja. Kirana tersenyum sambil duduk di sisi ranjang anaknya tersebut.
Tangannya mengusap dada Panca. Dimainkannya puting susu Panca. Panca terbangun karena merasakan ada sesuatu yang membuat darahnya berdesir nikmat. Ketika matanya dibuka, terlihat mamanya sedang menatap dirinya sambil tersenyum.
“Bangun dong, sayang.. Sudah siang,” ujar Kirana sambil tangannya berpindah masuk ke dalam celana Hawaii Panca.
Diusap, dibelai, diremas, lalu dikocoknya kontol Panca sampai tegang dan tegak. Panca terus menatap mata Kirana sambil merasakan rasa nikmat pada kontolnya.
“Mau sekarang?” tanya Kirana sambil tetap tersenyum.
“Saya mau kencing dulu, Mam…” kata Panca sambil bangkit lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai, segera dia kembali ke kamarnya.
“Lama amat sih?” tanya Kirana.
“Panca kan sikat gigi dulu, Mam…” ujar Panca sambil duduk di pinggir ranjang berdampingan dengan Kirana.
“Kenapa Mama mau melakukan ini dengan Panca?” tanya Panca. Kirana tersenyum sambil mencium pipi anaknya itu.
“Karena Mama sangat sayang kamu. Juga Mama ingin mendapat kebahagiaan dari orang yang paling Mama sayangi.. Kamu,” ujar Kirana sambil kemudian melumat bibir Panca.
Panca membalasnya dengan hangat pula. Kemudian Kirana bangkit lalu melepas semua pakaian yang menempel di tubuhnya. Panca terus menatap tubuh ibunya dengan kagum dan nafsu.
“Buka celana kamu dong, sayang,” ujar Kirana.
“Iya, Mam…” ujar Panca sambil bangkit lalu melepas celana Hawaiinya.
“Sini, Nca…” ujar Kirana sambil berjongkok.
Tak lama mulut Kirana sudah mengulum kontol Panca. Jilatan dan hisapannya membuat Panca bergetar tubuhnya menahan nikmat yang amat sangat.
“Mmhh.. Enakk, Mamm…” desah Panca sambil agak menggerakkan pinggulnya maju mundur.
Kirana melepas kulumannya, sambil tersenyum menatap wajah Panca yang tengadah merasakan nikmat, tangannya terus mengocok kontol Panca.
“Gantian, Nca…” ujar Kirana.
“Iya, Mam…” ujar Panca.
Kirana lalu naik ke ranjang anaknya. Lalu segera dibukanya paha lebar-lebar.. Panca langsung mendekatkan wajahnya ke memek Kirana. Lalu segera dijilatinya seluruh permukaan memek Kirana. Kirana terpejam menahan nikmat. Apalagi ketika jilatan lidah Panca bermain di kelentitnya.. Mata Kirana terpejam, tubuhnya bergetar sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Ohh.. Enakk.. Teruss, Ncam…” desah Kirana.
Setelah sekian menit Kirana dijilati memeknya, tiba-tiba tubuhnya bergetar makin keras, ditekannya kepala Panca ke memeknya, lalu segera dijepit dengan pahanya.. Tak lama…
“Ohh.. Mhh.. Ohh…” desah Kirana panjang. Kirana orgasme.
“Ohh, enak sekali sayang.. Naik sini!” ujar Kirana.
Panca naik ke tubuh Kirana. Dengan segera Kirana melumat bibir Panca walau masih belepotan dengan cairan dari memek Kirana sendiri.
“Masukkin sayang…” bisik Kirana sambil menggenggam kontol Panca dan diarahkan ke memeknya.
Setelah itu, Panca langsung memompa kontolnya di memek Kirana. Mata Panca terpejam sambil terus mengeluarmasukkan kontolnya.
“Bagaimana rasanya, Nca?” tanya Kirana sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan Panca.
“Nikmat sekali, Mam…” ujar Panca.
Kirana tersenyum sambil terus menatap mata anaknya. Tak lama, tiba-tiba tubuh Panca mengejang, gerakannya makin cepat..
“Panca mau keluar, Mam,” bisik Panca.
“Mmhh.. Keluarkan sayang, puaskan dirimu…” bisik Kirana sambil memegang pantat Panca lalu menekankan ke memeknya keras-keras.
Tak lama.. Crott! Crott! Crott! Air mani Panca muncrat banyak di dalam memek Kirana. Panca mendesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Kirana..
“Bagaimana rasanya sayang?” tanya Kirana.
“Sangat nikmat, Mam.. Lebih nikmat daripada oral…” ujar Panca sambil mengecup bibir Kirana.
“Panca sangat sayang Mama,” ujar Panca.
“Mama juga sangat sayang kamu,” ujar Kirana.
Lalu mereka berpelukan telanjang.
Sesuai dengan penuturan Kirana langsung kepada saya, sejak saat itu mereka selalu melakukan persetubuhan setiap ada kesempatan. Hanya saja ketika Panca harus kuliah di Jogja, mereka terpaksa harus berpisah.
Tapi bila Panca datang liburan atau Kirana sengaja datang ke Jogja untuk menengok Panca, mereka pasti akan melakukan “tanda kasih sayang” mereka itu sampai sekarang..
0 Response to "Cerita Sex HOT : Kebahagiaan dari Anak"
Posting Komentar